Senin, 23 September 2013

Pohon Kelapa Penyelamat Panji Siliwangi Hampir Musnah


POHON kelapa milik almarhum Ki Sahnawi di Dusun Cirikip Ds। Cinyasag Kec। Panawangan Kab। Ciamis menjadi saksi sejarah atas diselamatkan Panji Siliwangi pada tahun 1948।*UNDANG SUNARYO/MD
POHON kelapa milik almarhum Sahnawi di Dusun Cirikip Ds। Cinyasag Kec। Panawangan Kab। Ciamis dikenal dengan sebutan kelapa penyelamat Panji Siliwangi। Di pucuk kelapa itulah sebuah Panji Siliwangi diselamatkan Sahnawi sehingga aman dari ancaman Gerombolan DI/TII dan Pasukan Belanda pada agresi militer 1948।Sebagai ungkapan penghargaan atas terselamatkannya sang panji dari ancaman musuh, pemerintah mengangkat Sahnawi sebagai anggota veteran dan pernah diberi hadiah sebidang sawah oleh Pangdam Siliwangi। Pada tahun 1975 Pangdam Siliwangi Mayjen Himawan Soetanto membangun sebuah Monumen Penyelamat Panji Siliwangi di depan halaman rumah Sahnawi। Sementara pohon kelapa itu telah dinobatkan sebagai kelapa penyelamat sang panji hingga sekarang."Tanpa diduga pohon kelapa bersejarah itu tumbang tertimpa angin. Mungkin karena terkikis usianya yang sudah tua, sang pohon patah batangnya pada pertengahan tahun 2003 lalu," kata Ilyas (45), anak almarhum Sahnawi yang juga sebagai penjaga monumen.Untung saja, kata Ilyas, tumbangnya kelapa bersejarah itu tidak sampai akarnya sehingga sisa batangan kelapa yang sudah bersalin rupa menjadi sebuah tonggak setinggi dua meteran itu masih bisa dijadikan bukti sejarah bagi generasi mendatang. Di depan tonggak kelapa telah dibangun sebuah tugu terbuat dari tembok setinggi empat meteran. Di depan tugu termaktub sebuah tulisan dengan kalimat bertuliskan, "Kelapa milik Sahnawi adalah Penyelamat Panji Siliwangi tahun 1948".Tumbangnya kelapa bersejarah menurut Ilyas, tidak berpengaruh atas bukti sejarah Siliwangi. Sebabnya sejak pohon kelapa milik almarhum Sahnawi dinobatkan sebagai kelapa penyelamat Panji Siliwangi, pohon kelapa itu sudah berbuah puluhan ribu biji. Secara kebetulan buahnya tidak diperbolehkan dijual, melainkan dijadikan kitri untuk ditanam kembali."Kitri kelapa bersejarah itu jumlahnya sudah ribuan pohon yang ditanam di lahan tanah milik masyarakat setempat. Bahkan tak sedikit para tentara Siliwangi sengaja membeli kitri kelapa itu untuk ditanam di setiap tanah kantor koramil se wilayah Kodam Siliwangi," kata Ilyas.Kitri buah kelapa yang sekarang sudah tumbuh subur sudah menghasilkan buah lagi. Dan buahnya itu terus dikitrikan sehingga kalau dihitung mungkin sudah ratusan ribu pohon kelapa berasal dari buah kelapa bersejarah milik almarhum Sahnawi itu.Ketika Sahnawi masih hidup, dia merasa bahagia karena selalu mendapat uang dari hasil menjual kitri kelapa bersejarah itu. Pada waktu itu sebiji kitri dijual dengan harga mahal karena para pembeli menghargakannya sendiri.Bahkan tak sedikit orang dari mana-mana yang memesan kitri kelapa si penyelamat Panji Siliwangi itu. "Namun setelah kelapa bersejarah itu tumbang, jelas kelapa itu tak menghasilkan kitri lagi. Anehnya, kitri dari buah kelapa yang dulu bibit kitrinya dari kelapa bersejarah tak laku dijual lagi. Makanya saya yang punya ratusan pohon kelapa dari bibit kelapa bersejarah tak laku dijual," kata Ilyas.Setelah pekarangan milik Sahnawi dijadikan sebuah bangunan monumen patung tentara Siliwangi dan patung seekor macan yang di bawahnya terdapat lukisan relief dua dimensi melukiskan perjalanan hijrahnya tentara Siliwangi dari Jabar ke Yogyakarta, setiap menjelang Hari Ulang Tahun Kodam Siliwangi selalu dijadikan tempat upacara bagi Tentara Siliwangi. Dari Tugu Monumen Penyelamat Panji Siliwangi Dusun Cirikip, para tentara Kodam Siliwangi mengadakan long march menuju ke arah Ds. Sukamantri (Kab. Ciamis), Lemah Sugih, Cipeundeuy dan berakhir di Buahdua (Kab. Sumedang). Long march atau disebut napak tilas itu diperkirakan sejauh 113 km dari Dusun Cirikip sampai ke Buahdua Kab. Sumedang.Pada rangkaian acara HUT Kodam Siliwangi menurut Ilyas masyarakat Dusun Cirikip ikut berbangga. Pihak Kodam selalu mengadakan acara besar-besaran dengan melakukan bakti sosial. Seperti khitanan massal, santunan anak yatim, orang jompo, pengobatan katarak gratis, dsb. Bahkan sering kali di monumen ini diadakan hiburan gratis untuk ditonton masyarakat Cirikip.Menurut sejarah, pascaditandatanganinya Perjanjian Renville tahun 1948, Pasukan Tentara Siliwangi dari Jabar hijrah ke Yogyakarta. Setelah berjuang di Yogyakarta lalu pulang kembali ke Jabar sambil berjalan kaki menelusuri jalan setapak menembus hutan belantara dan berjalan ke perkampungan penduduk. Kepulangan Tentara Siliwangi yang sudah berjuang di Yogyakarta disambut hangat masyarakat Jabar, tak terkecuali masyarakat Dusun Cirikip. Kepulangan pasukan Siliwangi ke Jabar, diancam musuh dalam selimut oleh balatentara DI/TII pimpinan Kartosuwirjo yang akan merebut kekuasaan negara pada saat itu.Salah satu tujuan perebutan kekuasaan ingin melumpuhkan tentara Silwangi yang dianggap musuhnya. "Pak Sahnawi pada saat itu bekerja sebagai pamong desa, pernah dititipi Panji Siliwangi untuk diamankan di rumahnya. Ternyata musuh tahu sang panji ada di rumah Sahnawi. Agar tidak dicolong, sang panji dimasukkan ke dalam lodong bambu lalu di ikat dan disimpan di atas pucuk pohon kelapa miliknya. Musuh yang sedang mengincar akan mencuri panji itu tak mampu berbuat-apa-apa. Berkat jasa Ki Sahnawi Panji Siliwangi telah selamat sampai sekarang," kata Aki Saliman (72) warga Cirikip yang mengetahui kisah sejarah diamankannya Panji Siliwangi oleh Sahnawi.Menurut Aki Saliman kawasan Gunung Sawal pada saat itu dikuasai balatentara DI /TII yang sangat mengganggu ketenangan hidup masyarakat sekitar termasuk warga Cirikip. Tidak sedikit rumah penduduk dijarah dan dibakar bahkan banyak warga yang tewas ditembak musuh. Cirikip pada saat itu bukan hanya tempat atas diselamatkannya Panji Siliwangi oleh Sahnawi, melainkan tempat bertempurnya pasukan Siliwangi dengan balatentara musuh. "Pantaslah Cirikip disebut Dusun Pahlawan, karena di sinilah salah satu tempat tempat bertempurnya para pahlawan Siliwangi, termasuk diselamatkannya Panji Siliwangi oleh Ki Sahnawi yang besar jasanya terhadap negara," kata Aki Saliman lagi.Ki Sahnawi yang kebetulan tidak memiliki keturunan, meninggal dunia pada tahun 1995. Untuk melanjutkan perjuangannya maka Ilyas yang juga keponakan almarhum berkewajiban untuk mengurus dan merawat Monumen Penyelamat Panji Siliwangi yang di sekirarnya sudah dijadikan lapangan luas itu.Areal monumen sering digunakan untuk acara perkemahan pramuka dan dijadikan tempat wisata sejarah. Bila hari libur sering didatangi para pelajar dan mahasiswa yang ingin mengetahui sejarah diselamatkannya Panji Siliwangi oleh Ki Sahnawi di tahun 1948 itu."Karena saya tidak tahu sejarah perjuangan, maka bagi setiap tamu yang datang cukup disuruh membaca buku catatan sejarah Perjuangan Tentara Siliwangi di Cirikip dan sejarah atas diselamatkan Panji Siliwangi oleh Ki Sahnawi," kata Ilyas, yang sekarang dia berjualan sembako di rumahnya yang berada di samping monumen. Selama Ilyas bertanggung jawab merawat dan mengurus monumen, ia mengaku bekerja secara sukarela.Ia mengaku tak sepeser pun menerima imbalan. Padahal setiap hari ia harus membersihkan rumput menjaga monumen dan menerima tamu. Meski demikian Ilyas merasa ihlas bekerja tanpa menerima upah, demi menjaga nama baik dan melanjutkan perjuangan almarhum Ki Sahnawi yang telah berjasa besar menyelamatkan Panji Siliwangi dari ancaman musuh. .....
Foto: Pohon Kelapa Penyelamat Panji Siliwangi Hampir Musnah

POHON kelapa milik almarhum Ki Sahnawi di Dusun Cirikip Ds। Cinyasag Kec। Panawangan Kab। Ciamis menjadi saksi sejarah atas diselamatkan Panji Siliwangi pada tahun 1948।*UNDANG SUNARYO/MD 
POHON kelapa milik almarhum Sahnawi di Dusun Cirikip Ds। Cinyasag Kec। Panawangan Kab। Ciamis dikenal dengan sebutan kelapa penyelamat Panji Siliwangi। Di pucuk kelapa itulah sebuah Panji Siliwangi diselamatkan Sahnawi sehingga aman dari ancaman Gerombolan DI/TII dan Pasukan Belanda pada agresi militer 1948।Sebagai ungkapan penghargaan atas terselamatkannya sang panji dari ancaman musuh, pemerintah mengangkat Sahnawi sebagai anggota veteran dan pernah diberi hadiah sebidang sawah oleh Pangdam Siliwangi। Pada tahun 1975 Pangdam Siliwangi Mayjen Himawan Soetanto membangun sebuah Monumen Penyelamat Panji Siliwangi di depan halaman rumah Sahnawi। Sementara pohon kelapa itu telah dinobatkan sebagai kelapa penyelamat sang panji hingga sekarang."Tanpa diduga pohon kelapa bersejarah itu tumbang tertimpa angin. Mungkin karena terkikis usianya yang sudah tua, sang pohon patah batangnya pada pertengahan tahun 2003 lalu," kata Ilyas (45), anak almarhum Sahnawi yang juga sebagai penjaga monumen.Untung saja, kata Ilyas, tumbangnya kelapa bersejarah itu tidak sampai akarnya sehingga sisa batangan kelapa yang sudah bersalin rupa menjadi sebuah tonggak setinggi dua meteran itu masih bisa dijadikan bukti sejarah bagi generasi mendatang. Di depan tonggak kelapa telah dibangun sebuah tugu terbuat dari tembok setinggi empat meteran. Di depan tugu termaktub sebuah tulisan dengan kalimat bertuliskan, "Kelapa milik Sahnawi adalah Penyelamat Panji Siliwangi tahun 1948".Tumbangnya kelapa bersejarah menurut Ilyas, tidak berpengaruh atas bukti sejarah Siliwangi. Sebabnya sejak pohon kelapa milik almarhum Sahnawi dinobatkan sebagai kelapa penyelamat Panji Siliwangi, pohon kelapa itu sudah berbuah puluhan ribu biji. Secara kebetulan buahnya tidak diperbolehkan dijual, melainkan dijadikan kitri untuk ditanam kembali."Kitri kelapa bersejarah itu jumlahnya sudah ribuan pohon yang ditanam di lahan tanah milik masyarakat setempat. Bahkan tak sedikit para tentara Siliwangi sengaja membeli kitri kelapa itu untuk ditanam di setiap tanah kantor koramil se wilayah Kodam Siliwangi," kata Ilyas.Kitri buah kelapa yang sekarang sudah tumbuh subur sudah menghasilkan buah lagi. Dan buahnya itu terus dikitrikan sehingga kalau dihitung mungkin sudah ratusan ribu pohon kelapa berasal dari buah kelapa bersejarah milik almarhum Sahnawi itu.Ketika Sahnawi masih hidup, dia merasa bahagia karena selalu mendapat uang dari hasil menjual kitri kelapa bersejarah itu. Pada waktu itu sebiji kitri dijual dengan harga mahal karena para pembeli menghargakannya sendiri.Bahkan tak sedikit orang dari mana-mana yang memesan kitri kelapa si penyelamat Panji Siliwangi itu. "Namun setelah kelapa bersejarah itu tumbang, jelas kelapa itu tak menghasilkan kitri lagi. Anehnya, kitri dari buah kelapa yang dulu bibit kitrinya dari kelapa bersejarah tak laku dijual lagi. Makanya saya yang punya ratusan pohon kelapa dari bibit kelapa bersejarah tak laku dijual," kata Ilyas.Setelah pekarangan milik Sahnawi dijadikan sebuah bangunan monumen patung tentara Siliwangi dan patung seekor macan yang di bawahnya terdapat lukisan relief dua dimensi melukiskan perjalanan hijrahnya tentara Siliwangi dari Jabar ke Yogyakarta, setiap menjelang Hari Ulang Tahun Kodam Siliwangi selalu dijadikan tempat upacara bagi Tentara Siliwangi. Dari Tugu Monumen Penyelamat Panji Siliwangi Dusun Cirikip, para tentara Kodam Siliwangi mengadakan long march menuju ke arah Ds. Sukamantri (Kab. Ciamis), Lemah Sugih, Cipeundeuy dan berakhir di Buahdua (Kab. Sumedang). Long march atau disebut napak tilas itu diperkirakan sejauh 113 km dari Dusun Cirikip sampai ke Buahdua Kab. Sumedang.Pada rangkaian acara HUT Kodam Siliwangi menurut Ilyas masyarakat Dusun Cirikip ikut berbangga. Pihak Kodam selalu mengadakan acara besar-besaran dengan melakukan bakti sosial. Seperti khitanan massal, santunan anak yatim, orang jompo, pengobatan katarak gratis, dsb. Bahkan sering kali di monumen ini diadakan hiburan gratis untuk ditonton masyarakat Cirikip.Menurut sejarah, pascaditandatanganinya Perjanjian Renville tahun 1948, Pasukan Tentara Siliwangi dari Jabar hijrah ke Yogyakarta. Setelah berjuang di Yogyakarta lalu pulang kembali ke Jabar sambil berjalan kaki menelusuri jalan setapak menembus hutan belantara dan berjalan ke perkampungan penduduk. Kepulangan Tentara Siliwangi yang sudah berjuang di Yogyakarta disambut hangat masyarakat Jabar, tak terkecuali masyarakat Dusun Cirikip. Kepulangan pasukan Siliwangi ke Jabar, diancam musuh dalam selimut oleh balatentara DI/TII pimpinan Kartosuwirjo yang akan merebut kekuasaan negara pada saat itu.Salah satu tujuan perebutan kekuasaan ingin melumpuhkan tentara Silwangi yang dianggap musuhnya. "Pak Sahnawi pada saat itu bekerja sebagai pamong desa, pernah dititipi Panji Siliwangi untuk diamankan di rumahnya. Ternyata musuh tahu sang panji ada di rumah Sahnawi. Agar tidak dicolong, sang panji dimasukkan ke dalam lodong bambu lalu di ikat dan disimpan di atas pucuk pohon kelapa miliknya. Musuh yang sedang mengincar akan mencuri panji itu tak mampu berbuat-apa-apa. Berkat jasa Ki Sahnawi Panji Siliwangi telah selamat sampai sekarang," kata Aki Saliman (72) warga Cirikip yang mengetahui kisah sejarah diamankannya Panji Siliwangi oleh Sahnawi.Menurut Aki Saliman kawasan Gunung Sawal pada saat itu dikuasai balatentara DI /TII yang sangat mengganggu ketenangan hidup masyarakat sekitar termasuk warga Cirikip. Tidak sedikit rumah penduduk dijarah dan dibakar bahkan banyak warga yang tewas ditembak musuh. Cirikip pada saat itu bukan hanya tempat atas diselamatkannya Panji Siliwangi oleh Sahnawi, melainkan tempat bertempurnya pasukan Siliwangi dengan balatentara musuh. "Pantaslah Cirikip disebut Dusun Pahlawan, karena di sinilah salah satu tempat tempat bertempurnya para pahlawan Siliwangi, termasuk diselamatkannya Panji Siliwangi oleh Ki Sahnawi yang besar jasanya terhadap negara," kata Aki Saliman lagi.Ki Sahnawi yang kebetulan tidak memiliki keturunan, meninggal dunia pada tahun 1995. Untuk melanjutkan perjuangannya maka Ilyas yang juga keponakan almarhum berkewajiban untuk mengurus dan merawat Monumen Penyelamat Panji Siliwangi yang di sekirarnya sudah dijadikan lapangan luas itu.Areal monumen sering digunakan untuk acara perkemahan pramuka dan dijadikan tempat wisata sejarah. Bila hari libur sering didatangi para pelajar dan mahasiswa yang ingin mengetahui sejarah diselamatkannya Panji Siliwangi oleh Ki Sahnawi di tahun 1948 itu."Karena saya tidak tahu sejarah perjuangan, maka bagi setiap tamu yang datang cukup disuruh membaca buku catatan sejarah Perjuangan Tentara Siliwangi di Cirikip dan sejarah atas diselamatkan Panji Siliwangi oleh Ki Sahnawi," kata Ilyas, yang sekarang dia berjualan sembako di rumahnya yang berada di samping monumen. Selama Ilyas bertanggung jawab merawat dan mengurus monumen, ia mengaku bekerja secara sukarela.Ia mengaku tak sepeser pun menerima imbalan. Padahal setiap hari ia harus membersihkan rumput menjaga monumen dan menerima tamu. Meski demikian Ilyas merasa ihlas bekerja tanpa menerima upah, demi menjaga nama baik dan melanjutkan perjuangan almarhum Ki Sahnawi yang telah berjasa besar menyelamatkan Panji Siliwangi dari ancaman musuh. .....


0 komentar:

Posting Komentar